Google+ Facebook Twitter

Episode 1 : Pro. Kontra. Siapa Yang Benar..?


"Ka'Ef bulan depan ada lomba debat lo. Remaja-remaja disini mo ikutan ngak?" Kata Tessa yang kebetulan pernah mengikuti Lomba Debat di tahun sebelumnya.
"Ngak tau juga ni Tessa. Dipikirin nanti aja ya, Kan masih mo pilih juga adek-adek yang mau ikutan" jawab Ef.
Tawaran mengikuti lomba debat ini terus membuat kegalauan dalam pikiran Ef.

Terjadi adu mulut di dalam otaknya. Tiba-tiba terdengar ketuka meja.
Otak kanan : (dengana suara keras) Menurut imajinasi saya kita harus ikut lomba tersebut otak kiri..!!
Otak kiri : (sambil menggeleng kepala menolak) Maaf menurut analisa saya tidak akan ada gunanya karena kita tidak punya pengalaman dalam lomba debat.
Perdebatan panas itu terus berlanjut hingga mendapat titik temu yang akhirnya ditutup salam damai otak kanan dan otak kiri.
(dengan santai) "Benar juga, ternyata sebaiknya kita ikut serta untuk mendapatkan pengalaman" Ungkap Otak kiri.
Otak kanan bersemangat "Bagus, mari kita membantu remaja-remaja yang akan ikut serta agar bisa memberi kemampuan terbaik mereka".
Dan salam damai itu dilakukan tangan kanan sebagai wakil otak kiri dan tangan kiri sebagai wakil otak kanan.
Perdebatan antar otak ini sangat aneh. Tapi kita harus mengapresiasi karena penulis sudah berusaha menulis keanehan ini.

Sesuai keputusan bersama kedua otak maka Ef langsung melakukan pemilihan bakal calon petarung mulut itu. Dalam pemilihan ini kembali Ef menemukan kebuntuhan dimana dia kebingungan memilih remaja seperti apa yang cocok untuk mengikuti kegiatan seperti ini.
Dalam pikirannya, "kayaknya anak-anak pembangkang bagus kalo diajak ya".
Ketika malam tiba, Ef berdoa biar bisa menemukan ilham (tapi ilham kayaknya ngak ditemukan). Dia berdoa semalaman sampai-sampai aminnya tidak terdengar sama sekali #Ketiduran

Saat itu mentari pagi tidak menyinari Desa Kayuuwi karena masih subuh.
Dengan mata sayup Ef mulai menulis nama bakal calon peserta yang sepertinya sudah ada dalam otaknya atau mugkin sudah dimimpikannya semalam.
Saat matahari menampakan dirinya, rencana mengumpulkan bakal calon mulai dilakukan. Pagi itu Ef dengan semangat langsung nonton tv #Lo? . "Ngumpulinnya sore aja. Ini masih terlalu pagi".
Waktu berjalan terasa seperti berlari. Dengan cepat matahari dari timur berpindah kebarat untuk mencari kitab suci.
Ef mulai bergerak mengumpulkan para remaja-remaja yang menjadi pilihan mimpinya semalam.
Hari pertama tidak berjalan mulus. Dari nama-nama yang tercakar dalam kertas itu, hanya sebagian saja yang hadir.
Tapi dia tidak patah semangat.
Dia bahkan meminta bantuan kepada Tessa untuk mengumpulkan calon peserta tersebut dengan cara mengirimkan pesan yang bebas, rapi dan sopan kepada mereka agar hadir dalam pertemuan berikutnya.
Setelah usaha yang tidak mengenal lelah, Ef yang telah bermitra dengan Tesaa ini dapat mengumpulkan semua bakal calon yang terpanggil. Karena banyak yang terpilih tapi sedikit yang merasa terpanggil akibat tidak diajak. Dari usaha yang dilakukan datanglah,
Henoch (Kelas 2 SMP anak guru yang tembem dan murah senyum)
Citra (Kelas 1 SMA , Cantik, imut dan jangan bikin marah aja)
Firstson (Kelas 2 SMA. Aktif, kreatif, hobi ngaca dan ngatur rambut)
Melody (Kelas 3 SMP. Walau namanya berhubungan dengan musik tapi dia Pembalap)
Petrik (Kelas 2 SMA, bassis, keren, wakil ketua Osis)
Manuella (Kelas 2 SMP. Bule, pinter, pacar Melody)
Rizky (Kelas 3 SMP, Awas bahaya yang satu ini)
Marina (Kelas 3 SMP, Anak guru agama)
Josua (Kelas 1 SMA, Anak manis tapi dipaksa ikut debat)
Dari mereka semua, hanya akan terpilih 3 idola cilik yang akan ditentukan oleh kertas suara dalam pemilu nanti. Siapa dan bagaimana mereka terpilih..?
>Bersambung_

>Next
Dari pertemuan itu mereka terus mengadakan latihan dalam persiapan Lomba adu mulut nanti..
"Apa Anda ingin mati..??!!!" Teriak Henoch marah kepada Firstson.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar