Google+ Facebook Twitter

Episode 3 : Pro. Kontra. Siapa yang Benar..?

Mosi kita kali ini, "Try out yang diadakan di sekolah-sekolah belum efektif untuk mempersiapkan mental siswa dan guru".
Perdebatan dimulai sudah. tiga, dua, satu, lets cekidot.
Setiap peserta mulai maju membawahkan argumennya. Seperti yang sudah diduga, mereka hanya menonjol pada topik-topik tertentu aja. Ef udah menduga, untuk tema pendidikan yang sehari-hari mereka temuin akan sangat mudah buat mereka.
Saat itu Ef ngerasa lesu ngelihat sepak terjang mereka. Kayaknya apa yang pernah Ef bilang cuman sebagian kecil aja yang masuk dan dipraktekin ama sebagian kecil peserta pula. Benar. Ada perkembangan tapi ngak kelihatan.

Akhirnya topik perdebatan usai. Mereka udah menunjukan kemampuan mereka.
"jadi gimana..? Pilih sekarang ato..?" Tanya Ef sama kak Van yang juga sebagai ketua Remaja.
"nanti aja deh, pilihnya minggu depan aja. Liat perkembangannya gimana" Kata kak Van.
Saat itu para perserta tetap divote buat ngeliat siapa yang paling menonjol dalam penampilan kali ini.
Melodi ngak dapat suara, Risky dan Citra ngak hadir, Marina tiga poin, Petrik enam, Henoch dan Manuella tujuh dan Firstson sembilan. Dari hasil polling sms ternyata melodi gak dapet sms, abis pulsa sih pendukungnya. Lihat tu firstson, dapet banyak. Kayaknya pendukungnya punya counter pulsa..

Haripun berganti, latihan kembali dimulai. Kali ini seorang gadis miterius itu menampakan diri. Dari balik pintu dia perlahan masuk dan berkata, "Wc dimana ya?".
Kayaknya kebelet ato ngak mo cari tempat buat ngemil (ngemil kok di wc) #ehhh
Vika, wanita misterius yang maksa muncul di akhir cerita episode dua. Seperti yang udah diketahui dia akan ngelatih anak-anak dimana dia sebagai juri profesional di berbagai lomba debat bahasa inggris.
Saking hebatnya dia berbahasa inggris, dia mengomentari anak-anak pake bahasa Indonesia lo (#ehhh, apaan nih maksudnya. Kok, Bahasa Indonesia??)
Mereka berlatih bersama setiap hari dengan berbagai masukan yang mematikan dilontarkan si Vika ke anak-anak (Anak-anak teriak, "Jangan, tolong. Terlalu mematikan. Tidak, kami tidak mampu. sambil merengek)
Emang lagi ngapain sih??
Apa yang menjadi masukan Vika coba di cerna anak-anak. Entah sulit dicerna ato gimana, anak-anak jadi sulit BAB(lohh??) sulit melakukan maksudnya.
Hari terus berganti. Semakin dekat waktu lomba.
Masih belum seperti yang diharapkan. Bincang Ef dan Vika saat itu. Mereka sangat galau. Kompetitor ato lawan mereka adalah orang-orang yang sudah biasa ikut serta dalam kompetisi seperti ini. "Apa kita akan bisa menang?" Tanya mereka berdua dalam hati.
Hampir semalaman Ef ngak bisa tdur memikirkan akan jadi seperti apa anak-anak ini nanti.
Dibantai atau dimutilasi (loh kok..?)
Rasa takut terus menghantui Ef dalam pikiran mereka.
Mereka akhirnya memutuskan untuk mengubah metode dan teknik latihan mereka.

Saat itu Ef sendirian yang membimbing mereka.
Diawali dengan doa, Ef mencoba metode baru dalam latihan.
"Apa kalian melihat botol minuman ini?" Tanya Ef. "Coba kalian tulis apa yang menarik dari botol ini, tulis apa yang kalian ketahui tentang botol ini. Pertama definisikan dulu tentang botol ini, setelah itu tuliskan apa yang menarik dari botol ini dan mengapa dia jadi menarik. Berikan dua contoh atau lebih. Dan pada akhirnya beri kesimpulan. Mengerti".
"Mengerti kak". Jawab mereka.
"waktu dimulai 10 menit dari sekarang" Teriak Ef.
Mereka terlihat seperti orang-orang yang baru pertama kali melihat botol minuman. Terlihat sedikit bodoh sih tapi ternyata manjur.
Ketika mempresentasikan argumennya, mereka bisa membawahkannya dengan struktur yang mulai kelihatan perkembangannya. Sementara mereka mempresentasikan argumennya tiba-tiba Ef berteriak.
"cara bicara, bahasa tubuh, tatapan mata harus lebih meyakinkan".
Refly tersenyum sendiri melihat perkembangan yang ditunjukan anak-anak ini.
Lama kelamaan perkembangan mulai kelihatan lebih jelas dari anak-anak. Hingga akhirnya 1 hari sebelum mereka maju dalam lomba. "Malam ini akan diumumkan nama-nama yang akan maju besok. Tunjukan kemampuan tebaik kalian" Kata Ef bersemangat.
Topik debat diberikan, mereka mulai menunjukan kemampuan terbaik mereka.
"Perkenalkan nama saya", "Saya tidak menyetujui", "saya akan menyangga apa yang baru saja dikatakan oleh", "Pernakah anda berpikir bahwa". Debat yang seru dimulai.
"anda salah", "bukankah lebih baik seperti ini?". Mereka tidak mau mengalah dan tetap mempertahankan argumen masing-masing.
"sepertinya aku sudah punya calonnya" kata Ef pada Vika.
"Sama, aku juga" jawab Vika bersemangat.
"Tapi" mereka berdua ternyata memiliki pendapat yang sama siapa yang akan menjadi pembicara ketiga. Tetapi untuk pembicara kedua, mereka berbeda pendapat.
Mereka berdua jadi bingung karena keduanya sangat bagus untuk menjadi pembicara kedua.
Dan setelah pertimnbangan yang cukup berat, mereka akhirnya memutuskan.
Sesudah semua topik diperdebatkan, Ef mengambil alih untuk mengumumkan.
Ef berkata dengan semangat, "Kalian semua, kalian sudah berusaha dengan baik. Setelah 3 minggu latihan tak kenal lelah, kalian sudah menunjukan perkembangan yang baik. Dan sekarang aku akan mengumumkan siapa yang menjadi peserta untuk lomba besok. Kami sudah memillih dari pembicara pertama, kedua sampai ketiga".
Mereka kelihatan sangat penasaran. "Dan untuk menghilangkan rasa penasaran kalian. Yang akan menjadi peserta Lomba debat besok akan di umumkan besok hari dalam perjalanan menuju ke tempat pelaksanaan lomba.
Mereka semua berseruh, "Huuuuuuuu".
>Bersambung

>Next
"Kalian bertiga akan melawan tim dari para remaja teladan. Mereka mempunyai prestasi yang hebat dan selalu menang. Berusahalah" Kata Vika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar