Google+ Facebook Twitter

Complicated Love

Sakit. Rasa yang tak ingin dimiliki oleh setiap manusia tetapi selalu menghiasi hati dalam hidup ini.
Tetasan air mata selalu menghiasi dimana rasa sakit menghampiri. Rasa sakit di hati bisa membuat seseorang bertindak tanpa berpikir panjang hingga membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Tak bisa dipungkiri, siksa dari rasa sakit tidak bisa dibandingkan dengan banyaknya perasaan di dalam hati.

Saat itu Lio merasa biasa. Ria belum pulang kerja padahal waktu kerja seharusnya sudah selesai. Tapi sesaat setelah itu kekhwatiran mulai mengganggu pikiran Lio hingga akhinya Lio berangkat dari kota sebelah dengan memakan waktu 45 menit, Lio tiba di depan tempat kerja Ria.
Saat itu waktu menunjukan pukul 6 lewat. Lio menunggu sampai Ria menampakan diri.
7.30 malam Lio masih terus menanti berharap Ria segara datang. Lio mencoba menghubungi handphone Ria tapi tak aktif. "Sepertinya belum pulang" sahut Lio dalam hati.
Waktu terus bergulir, 8.30, 9.30 malam, Lio terus menunggu.
Hingga akhirnya setalah penantian selama 4 jam, para karyawan mulai keluar dari tempat kerjanya. Mata Lio mulai bergerak memperhatikan sang kekasih hati. Sampai waktu menunjukan hampir jam sebelas malam Lio tak melihatnya. Lio hanya memperhatikan para karyawan yang pulang sambil pelukan dengan pacar mereka. Berharap salah satu dari mereka itu bukanlah Ria yang dia sayang.
Akhirnya handphon Ria aktif.
"hallo sayang, dmn.?" Tanya Lio.
"Aku sudah dirumah sayang" jawabnya.
Saat itu Lio sedih dengan keadaan. Penantian ini jadi tak berarti. Sedih tapi memang sudah terjadi. Yang terpenting Ria sudah pulang.
"tadi pas ada teman yang mo nganter, aku langsung numpang deh" Katanya.
Terbesit prasangka yang aneh dalam hati Lio. Mungkinkah Ria yang Lio lihat tadi..?
"Sayang tadi pulang sambil pelukan ya" Tanya Lio aneh.
"Iya, emangnya kenapa" Ria balik bertanya.
Sakit hati, ternyata yang dilihatnya tadi benar Ria.
Pertengkaran tak bisa dihindari. Ria yang lelah setelah kerja dan Lio yang sakit hati dengan semuanya.
Lio pulang dengan kecepatan tinggi di atas motornya. Dia berusaha agar menjatuhkan diri dari motornya untuk menutup rasa sakit hatinya. Pada akhirnya dia harus dirawat intensif di rumah sakit setelah kejadian tersebut. Dalam keadaan itu, dia hanya bisa meyakinkan dirinya bahwa semua penyebab rasa sakit hatinya tidak benar. Lio tak ingin berpikir itu semua nyata. Tapi Lio terus dikuasai prasangka buruk itu.
Air matanya menetes perlahan dalam kesedihannya. Meski begitu, Lio tetap meyakinkan diri. Itu bukanlah hal yang nyata. Hanyalah sebuah ilusi mata dan pikiran yang melayang-layang.
Segala cara untuk mengusir prasangka itu terus dilakukannya. Dan semua itu hanya untuk satu alasan. "I Love You".
Tetapi semua itu sudah terlambat. Lio menjadi dewasa berpikir setelah semua hal yang tidak seharusnya terjadi telah terjadi. Sakit hati kadang membuat orang bertindak tanpa pikir panjang hingga akhirnya sekarang Lio lumpuh untuk selamanya. Berpikirlah sebeum bertindak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar