Google+ Facebook Twitter

Not The Reason


Happy Birthday mama. Mereka berpelukan, cipika cipiki dan memberi hadiah kepada sang Ibu.
Moment indah itu menghiasi rumah Ria saat itu. Hari ini ulang tahun mama Ria.
"Terima Kasih semua. Makasih buat hadiahnya" kata mama.
Ketika itu Ria mulai gelisah kenapa Lio belum datang juga, padahal acara ulang tahun mama tinggal beberapa jam lagi.
"jangan-jangan anak itu lupa sepatunya dimana, ato lupa bangun pagi, ato lupa kamar mandinya dimana" pikir Ria (ektrim juga lupa kamar mandi).

Ditempat lain disebuah kandang kos (maaf kamar kos), Lio tertidur bak kelinci yang lagi lomba lari (tidur apa udah bangun, kok lari?)
kiri, kanan, keatas, kebawah tabrak tembok, selesai. Akhirnya Lio terbangun dari tidurnya. Keren sekali cara bangun anak ini. Tabrak tembok.
Matanya langsung fokus pada jam dinding di lantainya (waduh?). "TERLAMBAT..!!!" Teriak Lio.
Bagai seorang dikejar kuda, Lio dengan cepat bersiap.
"Selesai" kata Lio yang sudah siap dengan kuda besi merah hitamnya. Tanpa mandi, tanpa sikat gigi dia mengandalkan kemampuan parfumnya agar bisa membunuh aroma tanahnya (kasihan, masih muda udah bau tanah).  Dia bergegas dengan kecepatan cahaya menuju rumah Ria.

"Brem, brem, brem" suara motor Lio terdengar sampai kedalam rumah Ria.
"Dari mana aja kamu, udah telat nih" tanya Ria sambil naik ke motor.
"Maaf sayang, tadi kakiku nyangkut di kloset, lama baru keluar" jelas Lio dengan sambil memacu motornya.
"Bodoh" Ria menepuk helm Lio, "Kamu telat bangun kan. Pake alasan kloset segala. Emang kemarin kamu ngak BAB, sampe tu kloset kelaparan trus makan kaki kamu?" kata Ria bercanda.

Pencarian Hadiapun dilakukan. Lio dan Ria kelihatan sangat bersemangat dan bahagia bagai keluarga yang baru menikah. Sesekali Lio menatap Ria dengan mesra, dan tak melepas genggaman tangannya.
"Hadiah apa ya buat mama?" tanya Ria.
"Gimana kalo kita beli nasi goreng terus dikasih ke mama" Kata Lio bercanda.
Lia berpikir sejenak, "Ato kita beli aja kios nasi gorengnya, sekalian ama masnya, sekalian ama pegawai si mas, ditambah dengan istri masnya" Lio tiba-tiba salto-salto di toko.
"Gila juga pacar gue" Dalam hati Lio yang masih ngak percaya Ria segila itu.
"Bercanda" Kata Ria tersenyum.
"Aku tau sayang" kata Lio yang tadinya percaya kalo memang Ria mo beli yang kayak gitu.
Mereka terus melakukan pencarian di TKP. Akhirnya Ria menemukan hadiahya.
"Dapat sayang. Bagus kan" Kata Ria.
"Gimana kalo yang disebelahnya aja, itu kayaknya lebih bagus warnanya" usul Lio.
"ow, iya ya. Bagus yang ini. kita ambil ini aja ya" kata Ria.
Akhirnya mereka berdua membeli hadiah untuk mama.

Tiba dirumah acara sudah dimulai. Mereka berdua langsung duduk di tempat yang disediakan.
Ria ngak sabar mo tunjukin hadiah yang udah dia beli buat mama.
"pasti mama suka hadiah ini" kata Ria dalam hati sambil tersenyum.
Akhirnya kesempatan untuk memberikan hadiahnya tiba. Ria langsung maju dan memberikan hadiah untuk Sang mama tercinta.
"Selamat Ulang tahun  mama. Ini hadiah buat mama" kata Ria terseyum senang.
Saat itu juga sang mama langsung membuka hadiahnya.
"Wah makasih Ria, bajunya bagus. Tapi kayaknya mama ngak bakalan bisa pake ini deh. Ini terlalu anak muda. Ukurannya juga ngak pas di badan mama. Tapi makasih Ria udah beliin mama hadiah. Love you Ria" kata mama sambil memeluk Ria.
Mama tak menyadari saat itu hati Ria tersayat saat apa yang Ria harap bagus untuk mama tidak akan dipake mama. Ria sebenarnya berharap mama akan langsung menggukan gaun yang dibeli Ria saat itu.
Ria tiba-tiba lari kedalam rumah. Dia sakit hati dengan apa yang terjadi. Apa yang terjadi tidak seperti yang dia harapkan.
Sejak saat itu dia tidak bicara dengan mamanya lagi.

Beberapa hari berlalu keadaan masih tetap sama. Ria masih sakit hati dengan apa yang terjadi.
Satu saat Lio mengirim satu sms kepada Ria.
"Sayang, Ketika ia terlihat tak menghargaimu, di dalam hatinya dia sangat bahagia dengan apa yang kamu berikan saat itu. Kemarin aku datang kerumah dan mama memakai gaun yang kita belikan untuknya. Memang terlihat terlalu seksi untuk ukuran seorang yang sudah berumur. aku rasa wajar kalo mama ngak pake.
Tapi satu yang perlu sayang tau. Jangan sampai sakit hati itu bertumbuh menjadi kebencian. Belajarlah dari mama. Sakit hati yang ia rasakan. Apa sayang ingat penderitaan mama saat melahirkanmu? Membesarkanmu hingga saat ini. Apa kamu tau bagaimana sakit hatinya saat dia mencoba mengajarimu tapi kau hanya membantah, melawan dan memberontak? Kadang mama dipandang sebelah mata, nasehatnya sering tidak kita dengarkan. Apa kamu tau bagaimana rasa sakit dihatinya. Itu semua cukup untuk membuat dia membencimu selamanya. Tapi apa yang dia lakukan? Dia tetap berusaha mencari cara agarkau tetap bahagia" Lio akhirnya bisa bijak juga.

Belajarlah dari cerita ini. "Sakit Hati bukan menjadi alasan untuk kita tidak mencintai".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar